Berita Nyata, Banda Aceh – Pemerintah
Kota Banda Aceh menggelar even berskala Internasional, Festival Kopi
dan Kuliner Aceh tahun 2016. Even yang dibuka Staf Ahli Bidang
Kemaritiman, Kementerian pariwisata Republik Indonesia, Syamsul Lussa,
Selasa (10/5/2016) mendapat antusias yang luar biasa dari wisatawan
manca Negara dan wisatawan lokal. Festival ini juga mendapat perhatian
besar dari ribuan Warga Banda Aceh yang memadati lapangan Blang Padang,
Banda Aceh.
Pembukaan Festival Kopi dan Kuliner Aceh
2016 ini ditandai dengan proses penyaringan kopi bersama yang dilakukan
oleh Walikota Banda Aceh Illiza Sa'aduddin Djamal SE, Sekretaris
Jenderal Kota Serikat Turki Hayrettin Gungor dan Staf Ahli Bidang
Kemaritiman Pariwisata Syamsul Lussa.
Sesaat sebelum pembukaan, panitia
menampilkan sejumlah penampilan dipanggung utama, mulai dari Rara
Tarmizi dan Rahmi, kolaborasi tarian tradisional Aceh dan Bali hingga
tarian kolosal Kemalahayati yang melibatkan 200-an penari. Penampilan
para penari yang mengisahkan perjuangan heroik seorang perempuan Aceh,
Laksamana Keumalahayati saat mengusir serdadu Belanda berkali-kali
mendapatkan standing applaus dari ribuan pengunjung.
Tak jauh dari panggung, sejumlah stand
kedai kopi berjajar rapi menyajikan aneka minuman dari kopi. Pengunjung
yang datang, juga dapat menikmati kopi sambil bersantai di meja yang
telah disiapkan. Stand-stand kopi ini juga dikunjungi dan oleh Syamsul
Lussa, Walikota Banda Aceh Illiza Sa’aduddin Djamal SE dan Wakilnya
Zainal Arifin, Kadis Pariwisata Aceh, Reza Fahlevi, Direktur Eksekutif
JKPI Nanang Asfarinal dan para Bupati/Walikota anggota JKPI yang
kemudian ikut mencicipi berbagai aneka rasa kopi yang telah mendunia
tersebut.
Sejajar dengan stand kopi, berjejer
stand-stand yang menampilkan sejumlah kue dan masakan khas Aceh. Ada
ribuan menu makanan tradisional yang ditampilkan disana. Selain itu pada
even ini juga dilakukan prosesi masak 1000 kue apam yang biasa disebut
masyarakat Aceh dengan teut apam (makanan sejenis serabi). Masak 1000
Apam ini diupayakan berhasil mencatat rekor di Museum Rekor Indonesia
(MURI).
Kuliner Jadi Daya Tarik Wisatawan
Saat membuka even ini, Kementerian
pariwisata Republik Indonesia, Syamsul Lussa Festival yang digelar Pemko
Banda Aceh ini menunjukkan komitmen bahwa Pemko dan warga Banda Aceh
memiliki komitmen yang kuat untuk meningkatkan kedatangan wisatawan.
Kata Syamsul Lussa, dari hasil survey,
40 persen wisatawan yang berkunjung ke suatu daerah menghabiskan biaya
untuk kuliner, tentunya termasuk kopi. Karenanya, sudah sangat tepat
Pemerintah Kota Banda Aceh dan Pemerintah Aceh membuat festival sebesar
ini.
“Survey juga menunjukkan 50 persen pengunjung di Restoran adalah wistawan,” ungkap Syamsul Lussa.
Menurut Syamsul Lussa, ini merupakan
peluang ekonomi, apalagi Aceh dan Indonesia memiliki kuliner yang
beragam yang menjadi modal untuk menarik kunjungan wisatawan.
“Data tahun lalu, wisatawan
membelanjakan uangnya sebanyak Rp 115 triliun untuk kuliner saja. Saya
pikir festival seperti ini menjadi penting dalam rangka merebut peluang
itu,” ungkapnya.
Sementara itu, Illiza saat memberikan
sambutannya mengatakan besyukur karena telah mampu untuk menggelar
Festival Kopi bertaraf Internasional di Kota Banda Aceh.
“Even ini salah satu cara
untuk memperkenalkan budaya minum kopi yang kuat di Kota Banda
Aceh. Selain itu, tujuan lainnya adalah memperkenalkan kota ini sebagai
surganya kedai kopi kepada para pencinta kopi di seluruh dunia,”
ujarnya.
Lanjut Illiza, sebagai ibukota Provinsi
Aceh, Banda Aceh telah dijuluki sebagai kota 1001 warung kopi. Karena
hampir disetiap sudut Kota tersedia warung kopi yang selalu memanjakan
pelanggan dan pencinta kopi. Bisnis kopi di Banda Aceh juga telah mampu
untuk menampung banyak tenaga kerja dan menghidupi ribuan orang.
“Ini adalah rahmat dari Allah SWT, lewat
Festival kopi Internasional ini, kiranya akan lebih menyebarluaskan
informasi kualitas kopi Aceh yang memang berkelas dunia. Selain itu,
momentum ini juga mampu mendorong para pengusaha kopi di Aceh untuk
lebih kreatif meningkatkan kualitas rasa dan layanan dalam menyajikan
kopi untuk setiap penikmat kopi. Kiranya, Kopi Arabica dan Robusta yang
banyak dihasilkan khususnya oleh dataran tinggi Gayo, juga akan lebih
berkontribusi terhadap peningkatan ekonomi masyarakat petani dan pegiat
usaha di sektor ini.” Ungkapnya.
Di sisi lain, kegiatan ini diharapkan
melahirkan berbagai kreasi dan inovasi baru dalam dunia bisnis kopi yang
akan lebih menguntungkan khususnya di Banda Aceh.
“Semoga ke depan usaha kopi akan lebih
terbuka dengan berbagai kreativitas yang lebih menarik peminat datang ke
Banda Aceh. Melalui momentum festival ini juga kiranya akan mendorong
menguatnya kesadaran perdagangan kopi yang berkeadilan di seluruh dunia
yang berpihak pada petani kopi untuk lebih sejahtera” harapnya.
Tekait dengan festival kuliner Aceh,
Illiza mengatakan even ini adalah momentum yang paling tepat bagi Aceh
untuk memperkenalkan berbagai rasa kuliner yang dimiliki. Kiranya, Gule
plik, asam udeueng, Gulai Kambing, ayam tangkap dan berbagai sajian
kuliner khas Aceh lain mampu menjadi pemikat dan daya tarik tersendiri
untuk lebih meningkatkan kunjungan wisatawan ke Banda Aceh.
“Lewat ajang Festival kuliner juga kita
ingin menyuguhkan rasa berkualitas kepada setiap tamu yang telah
berkenan untuk bertandang ke kota pusaka Banda Aceh. Dan yang paling
penting untuk kita sampaikan adalah, seluruh sajian kuliner Aceh dijamin
halal,” ujarnya.
Hal lain yang ingin disampaikan ke dunia
adalah Aceh memiliki selera tinggi dalam hal rasa. Karena itu, tidak
salah bagi siapapun di dunia untuk menjadikan Banda Aceh sebagi daerah
tujuan wisata.
“Kita akan senantiasa menyambut para
tamu di kota ini dengan kopi dan kuliner berkualitas yang siap
memanjakan lidah. Karena itu, kita ingin tegaskan kembali, selain
memiliki nilai edukasi pusaka, Banda Aceh juga sangat bersahaja sebagai
destinasi wisata kopi dan kuliner selera para raja-raja,” pungkasnya. (mkk)
Sumber : http://www.bandaacehkota.go.id
0 Response to "Wali Kota Banda Aceh Buka Festival Kopi Internasional dan Kuliner Aceh 2016 di Blang Padang"
Post a Comment