Berita Nyata, Banda Aceh - Sebanyak 38 pejabat struktural dari
berbagai Kabupaten/Kota di Sumatera Utara melakukan benchmarking di
Banda Aceh. Kedatangan 38 pejabat Eselon IV ini dipimpin langsung Kepala
Badan Kepagawaian Daerah (BKD) Sumatera Utara, Pandapotan Siregar dan
diterima oleh Asisten Administrasi Umum, M Nurdin S Sos, Rabu
(11/5/2016) di Aula Lantai IV, Gedung A, Balaikota, Banda Aceh.
Ke 38 pejabat ini merupakan pejabat yang sedang mengikuti Diklat PIM IV di BKD Sumut. Para pejabat muda ini direncanakan akan mempelajari aplikasi e-Kinerja dan program pengelolaan sampah menjadi gas metan yang telah diterapkan Pemko Banda Aceh melalui DKKK.
"Kita fokus pada e-Kinerja dan pengelolaan sampah menjai gas metan. Namun tidak tertutup kemungkinan kita akan pelajari kesuksesan-kesuksesan lainnya yang dimiliki Banda Aceh," ujar Pandopatan Siregar.
Kata Pandopatan, apa yang dipelajari nantinya akan menjadi referensi bagi peserta dalam menyelesaikan proyek perubahan dan dimungkinkan akan diterapkan di daerah-daerah di Sumut.
"Jujur saya katakan, belum satupun daerah di Sumut yang terapkan e-Kinerja," ungkap Pandopatan.
Sementara Nurdin S Sos saat menyambut peseta Benchmarking mengatakan peserta Diklat PIM dewasa ini ditantang untuk melakukan inovasi sesuai dengan jenjangnya.
Kata Nurdin, sebenarnya inovasi tidak harus yang baru, program yang sudah ada juga boleh tapi berhasil dikembangkan dan menghasilkan sebuah produk yang bermanfaat bagi masyarakat.
"Seperti disini, kita terus didorong Walikota dengan program One SKPD One Product. Dan Alhamdulillah kita telah hasilkan sejumlah inovasi yang kemudian masuk top 99 Sinopic Pemerintah Pusat," ungkap Nurdin.
Setelah aplikasi e-Kinerja yang masuk top 99, kata Nurdin, tahun depannya Pemko Banda Aceh kembali melahirkan sejumlah inovasi, diantaranya Musrena, SP2D Online, Perizinan Online, IPLT dan Balai Inong. (mkk)
Ke 38 pejabat ini merupakan pejabat yang sedang mengikuti Diklat PIM IV di BKD Sumut. Para pejabat muda ini direncanakan akan mempelajari aplikasi e-Kinerja dan program pengelolaan sampah menjadi gas metan yang telah diterapkan Pemko Banda Aceh melalui DKKK.
"Kita fokus pada e-Kinerja dan pengelolaan sampah menjai gas metan. Namun tidak tertutup kemungkinan kita akan pelajari kesuksesan-kesuksesan lainnya yang dimiliki Banda Aceh," ujar Pandopatan Siregar.
Kata Pandopatan, apa yang dipelajari nantinya akan menjadi referensi bagi peserta dalam menyelesaikan proyek perubahan dan dimungkinkan akan diterapkan di daerah-daerah di Sumut.
"Jujur saya katakan, belum satupun daerah di Sumut yang terapkan e-Kinerja," ungkap Pandopatan.
Sementara Nurdin S Sos saat menyambut peseta Benchmarking mengatakan peserta Diklat PIM dewasa ini ditantang untuk melakukan inovasi sesuai dengan jenjangnya.
Kata Nurdin, sebenarnya inovasi tidak harus yang baru, program yang sudah ada juga boleh tapi berhasil dikembangkan dan menghasilkan sebuah produk yang bermanfaat bagi masyarakat.
"Seperti disini, kita terus didorong Walikota dengan program One SKPD One Product. Dan Alhamdulillah kita telah hasilkan sejumlah inovasi yang kemudian masuk top 99 Sinopic Pemerintah Pusat," ungkap Nurdin.
Setelah aplikasi e-Kinerja yang masuk top 99, kata Nurdin, tahun depannya Pemko Banda Aceh kembali melahirkan sejumlah inovasi, diantaranya Musrena, SP2D Online, Perizinan Online, IPLT dan Balai Inong. (mkk)
Sumber : http://www.bandaacehkota.go.id
0 Response to "Puluhan Pejabat Struktural Sumut Bencmarking ke Banda Aceh"
Post a Comment