Penyelidik Prancis sudah mengungkap identitas seorang penyerang yang menewaskan 129 orang di Paris.
Nama warga negara Prancis Omar Ismail Mostefai disebut oleh media lokal dan parlemen Prancis. Pria berusia 29 tahun itu memiliki catatan kriminal dan mengalami radikalisasi. Penyelidik menemukan potongan jarinya di gedung konser Bataclan, tempat tiga pelaku penyerangan melakukan aksi bunuh diri, kata kantor berita AFP.
Kejahatan ringan
Polisi kini berusaha mencari tahu apakah Mostefai pernah ke Suriah pada 2014, menurut sumber hukum pada AFP. Ayah dan saudara laki-lakinya kini dalam tahanan polisi.
"Ini gila, tak terbayangkan. Saya berada di Paris semalam, saya lihat sendiri kekacauannya," kata kakak laki-laki Mostefai pada AFP sebelum secara sukarela mendatangi kantor polisi pada Sabtu (14/11). Mostefai berasal dari kota Courcouronnes, 25km selatan Paris. Dia tinggal di kota Chartres sampai 2012 dan secara teratur datang ke masjid di Luce yang dekat dengan Chartres, menurut AFP.
Mostefai memiliki catatan kriminal ringan, tapi tak pernah dipenjara. Pihak keamanan memperkirakan dia mengalami proses radikalisasi pada 2010 namun tak pernah muncul dalam penyelidikan melawan aksi terorisme. Saudara laki-laki Mostefai mengatakan mereka sudah beberapa tahun tidak saling berbicara setelah perselisihan keluarga, namun dia tak terkejut adiknya menjadi radikal. Mostefai adalah satu dari enam bersaudara dan pernah ke Algeria bersama keluarga dan anak perempuannya yang masih kecil, kata si kakak.
Kaitan dengan Belgia?
Penyelidikan kini tengah berfokus pada kemungkinan kaitan dengan Belgia setelah polisi melakukan penangkapan pada tiga pria dekat perbatasan Prancis. Mobil Volkswagen Polo warna hitam dengan registrasi Belgia yang ditemukan di Bataclan disewa oleh pria Prancis yang tinggal di Belgia, kata ketua jaksa Paris.
Polisi melihat warga negara Prancis tersebut tengah mengendarai mobil lain pada Sabtu (14/11) lagi dan masuk ke Belgia dengan dua penumpang Menurut wartawan BBC Hugh Schofield di Paris, penyelidik tengah membuktikan teori bahwa tiga orang ini mungkin adalah tim penyerang lain yang berhasil kabur dari lokasi kejadian.
Jaksa penuntut Francois Molins mengatakan pada wartawan, "Kami bisa mengatakan pada tahap investigasi ini bahwa kemungkinan ada tiga tim yang saling berkoordinasi di balik aksi kejam ini. Kita harus mencari tahu dari mana mereka berasal...dan bagaimana mereka mendapat pendanaan."
Sebuah paspor Suriah, ditemukan dekat jasad seorang pelaku penyerangan di Stade de France, dipakai untuk melewati Pulau Leros, Yunani, bulan lalu, kata pejabat Yunani.
0 Response to "Prancis ungkap nama seorang pelaku penyerangan"
Post a Comment